16 JUNI 2014 PUKUL 10.00 WIB PERESMIAN SENDANGSONO SETELAH RENOVASI

Kamis, 17 Oktober 2013

Kisah 3 Drakula

Salam (bukan) super...
Mungkin ini cerita komedi/lucu yang pernah dibaca/didengar. Yaitu tentang 3 drakula bersaudara yang (pasti) gemar mencari korban demi kelangsungan hidupnya yaitu konon dengan menghisap darah manusia. Karena tergolong predator, drakula sanggup membedakan mana sesama drakula dan mana manusia.

Tersebutlah 3 drakula bersaudara, sebut saja namanya ala nama Jawa yaitu Kaka, Kiki dan Koko (dua yang terakhir bukan nama tupai dan yang pertama bukan nama pesepakbola Brazil lho dan itu bukan nama sebenarnya. Mau pakai nama Bunga, Mawar dan Melati mereka laki-laki dan bukan korban pelecehan soalnya). Sama-sama hebat dan sama-sama ganteng. Entah dari mana asal muasal drakula itu kok pasti ganteng atau cantik ya. Namun ketiganya pun punya genetik sombong dan tidak mau kalah satu sama lain. Suatu saat ketiganya sedang asyik main PES 2014 lewat console PS 3 yang baru dibeli (katanya sih beli...). Namanya juga punya genetik sombong dan keras kepala, ketiganya bukan hanya asyik bersaing dalam permainan, bukan hanya jari-jarinya yang aktif tapi juga mulut. Saling mengejek. Sama-sama tidak mau jadi korban. Dari yang awalnya hanya fokus di keterampilan menggunakan stik (terjemahan bahasa Indonesianya sih tongkat) permainan sampai akhirnya melebar pada keahliannya memangsa korban.
Permainan berakhir karena 'suhu' sudah memanas. Masing-masing merasa tidak terima jika dikalahkan dalam hal memangsa korban. Sepakat mereka menuju loteng kastilnya untuk bertanding hal lain yaitu memangsa korban manusia untuk dihisap darahnya.
Diawali dari yang sulung Kaka. Kaka berkelebat lewat jendela. Sepuluh menit kemudian Kaka sudah kembali dengan mulut masih berlumuran darah dan terlihat di bajunya juga ada noda-noda merah. "Kalian lihat sinar lampu sebelah Timur itu ? Itu kampung penduduknya sudah aku habiskan. Hmm..memang benar kalau yang serba kampung itu lebih enak dan gurih daripada yang ras", sesumbar Kaka kepada adik-adiknya. (Ka, yang kamu konsumsi itu manusia lho..bukan ayam). Si Kiki tidak mau kalah. Tanpa merespon sesumbar kakaknya, dia berkelebat masih lewat jendela yang tadi dilewati kakaknya. Hampir sama lamanya dengan sang kakak, Kiki sudah kembali dengan lumuran darah di mulut dan sebagian muka pun terdampak noda darah korban, belum lengan bajunya. Rupanya Kiki sempat menggunakan untuk lap. (Dasar jorok nih Kiki). "Huuuhhh !!!Kakak belum seberapa. Kalian lihat yang di balik bukit itu ? Itu sebuah kota kecamatan dan sekarang jadi kota mati karena semua sudah mati aku hisap darahnya termasuk hewan ternaknya. Gak usah sombong deh kalau cuma bisa ngabisin sekampung" Kaka kecut juga dan kecewa prestasinya dilangkahi adik "Eh...adik kemana ya ?"tanya Kiki. Ternyata Koko sudah berkelebat tanpa menunggu sesumbar Kiki selesai. Dia sudah sangat panas sepanas-panasnya. Tidak sampai 2 menit dia kembali dengan muka berlumuran darah. Kaka dan Kiki langsung terdiam. "Wah..ini lebih dahsyat sepertinya. Satu kabupaten habis hanya dengan waktu sangat singkat" pikir mereka. "Kakak-kakak, kalian lihat kota yang ada di balik jembatan kereta api itu ? Itu ibukota kabupatennya." "Waaaahhh....hebat kamu dek, satu kabupaten kamu habisi dalam waktu sangat singkat" sahut Kaka setengah kagum setengah dongkol. "Bukan begitu kak, tadinya aku memang punya maksud menghabisi penduduk di sana, saat aku berkelebat dengan penuh nafsu dan tidak mau kalah dengan kakak semua...sampai luar kampung aku gak lihat ada menara SUTET. Nabrak deh...."

Teman-teman dan saudara terkasih,
kisah 3 drakula itu saya dapatkan dari seorang teman walau sudah saya edit di sana sini. Namun esensinya sama. Ya. Seperti 'ajaran' seorang Yesuit yaitu Anthony de Mello, dibalik cerita-cerita lucu ada banyak falsafah yang bisa kita ambil. Drakula adalah tokoh fiksi penghisap darah. Siapa itu drakula. Tidak perlu ke Rumania atau negara Eropa di mana kisah ini berkembang. Tapi cerminkan ke diri kita. Kita tanpa sadar atau bahkan sadar, menjadi drakula bagi sesama. Banyak cerita nyata saat kita menjadi drakula. Menjatuhkan teman di sekolah/kampus atau kantor yang kita anggap saingan salah satu contohnya. Lebih luas lagi, adalah suguhan akan 'sandiwara' dalam bernegara. Yang mayoritas selalu ingin menang, yang berkuasa bermain suap dan korup, saling jegal dalam kampanye dengan berbagai cara. Adigang, adigung lan adiguna. Namun ada satu benang merah jika kita bersikap ala drakula di atas, yaitu BODOH. Kebuasan, kebrutalan dan keserakahan mungkin bisa ditutupi dengan rapat, tapi akhirnya kebodohan yang akan membuka dan menjatuhkan segalanya. 
Kisah Yesus pun bisa kita tarik dalam cerita ini. Kedatangan Sang Putera Terang, Juru Selamat adalah untuk menebus segala dosa manusia. Dalam perjalanan hidupNya, Yesus pun membongkar dan 'membakar' drakula-drakula yang berjubah tokoh-tokoh agama, penguasa dan kaum pemungut cukai. Sampai akhirnya ada yang bertobat untuk mau diselamatkanNya, atau tetap keras kepala sampai akhirnya dengan menggunakan kuasa dan materinya, bersepakat mengakhiri hidupNya di palang penghinaan. Namun, dengan kematianNya justru Yesus mengalahkan kematian dimana itu adalah jalan manusia untuk diselamatkan.
Semoga kita disadarkan untuk tidak menjadi 'drakula' atau kalau sudah..kita mau diselamatkan. Tidak ada keabadian kecuali kita mengikuti jalan yang sudah ditunjukanNya. Mau ?
Maaf jika tulisan ini banyak kekurangan.
Kita memang bukan manusia super, tapi kita terberkati yang akan diselamatkanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar