16 JUNI 2014 PUKUL 10.00 WIB PERESMIAN SENDANGSONO SETELAH RENOVASI

Minggu, 06 Oktober 2013

Goa Maria Rosa Mystica Delik - Tuntang

Pada hari minggu kemarin, saya bersama umat Lingkungan St. Ignatius, Paroki Minomartani, Sleman -  Yogyakarta  mengadakan ziarah rutin yang selalu dilakukan pada bulan-bulan peringatan akan kerahiman Bunda Maria Bunda Yesus. Banyak umat percaya selain doa rosario lingkungan setiap sore kemudian plus ziarah ada suatu kemantaban secara batin bahwa permohonan dapat terkabul. Setidak-tidaknya melalui sebuah doa dapat menyejukkan iman yang galau begitu.

Perjalanan dari Jogja menuju goa Maria tersebut kurang lebih 2,5 jam dengan bus medium isi 31  orang, karena untuk mencapai kesana ada satu portal besar berupa bangunan kuno yang tidak mungkin dilalui oleh bus ukuran besar. Bangunan tua tersebut merupakan bagian dari bangunan bersejarah di jaman Belanda yaitu jembatan kereta api dari stasiun Ambarawa dan jaringan PLTA Tuntang. Rute dari Jogja ke arah Semarang, sampai di Bawen berbelok kekanan kearah menuju kota Salatiga. Pemandangan kanan kiri yaitu perkebunan kopi Banaran yang konon hingga sampai saat ini hasil komoditi perkebunan yang satu ini masih berkualitas eksport.


Dari Bawen kurang lebih 2 km melintasi jembatan Tuntang kemudian berbelok ke kiri. Di situ sudah terpampang tulisan Goa Maria Rosa Mystica Tuntang. Mengikuti jalur tersebut kurang lebih sekitar 5 km dengan kondisi jalan kecil beraspal, sesekali bus kita berpapasan dengan truk memang harus berhenti mengingat sempitnya jalan. Jalur ke Goa ini tidak direkomendasikan untuk bus ukuran besar. Waktu sekitar pk 10.00 kami tiba disana. Lokasi cukup indah, bersih dan menarik. Suasana hening dengaan angin sepoi sejuk menambah kerasan untuk pulang . Rute jalan salib cukup dekat namun menanjak, sehingga lebih terasa didalam menghayati perjalan Yesus ke Golgota. Lokasi peziarahan ini tidak seramai di goa  Maria Kerep. Suasanan keheningan mampu menghantar kita pada kesungguhan berbicara dengan Bunda Maria. Inilah ziarah yang sesungguhnya bukan ziarek, dimana di tempat ziarah bukan tempat hening berdoa tetapi justru berwisata sehingga mengganggu kekhusukan dan keheningan.





View Larger Map
Kontributor : Bpk. Yanie Lishartanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar