16 JUNI 2014 PUKUL 10.00 WIB PERESMIAN SENDANGSONO SETELAH RENOVASI

Minggu, 22 September 2013

Tuhan, Kamu di Mana to Dab?

Salam,
akhirnya setelah sekian lama vacuum gak pake cleaner…punya minat dan keberanian menulis. Ya..kesibukan dan rutinitas sedikit banyak telah menyumbat aliran hormon pembawa ilham.
Pernah saya menulis tentang Tuhan lewat cerita biarawan yang terjebak dalam banjir bandang. Susah dan rumit memang mendefinisikan Tuhan itu ada atau tidak (tidak susah tentunya untuk pengikut aliran atheis). Dan, mungkin justru mendatangkan perdebatan tidak berujung. Di satu pihak yang terkonsep Tuhan itu di surga, di tempat yang akan didatangi umat-Nya yang ’selamat akhirat’, di suatu tempat yang membayangkan saja susah kecuali berharap (atau malah bermimpi) untuk berada di tempat itu. Di lain pihak ada yang bisa menemukan dalam setiap aspek kehidupan dan hidupnya.

Di sela mengajar (saat itu) ilmu dunia digital alias mata pelajaran yang dianggap kurang penting oleh birokrat karena akan dihapuskan (ada yang sudah menulis di SINI), saya menyelipkan nilai-nilai karakter yang saya harap bisa tertanam dalam proses belajar siswa. Ya..sedikit demi sedikit lah, karena semua butuh proses. Salah satunya adalah keimanan. Bukan agama lho…tapi iman karena sifatnya lebih universal.
Iseng saya bertanya “Siapa yang pernah melihat atau bertemu Tuhan ?” Sepi…asli langsung sepi. Ada celetukan “Besok kalau kita mati Pak”. “Yakin kalian belum pernah melihat atau merasakan kehadiran Tuhan ?” nambah pertanyaan. Sepi lagi.
“Ok, simple saja. Siapa yang disini orang tuanya ingin kalian menjadi anak yang tidak berguna, gagal atau jatuh dalam keburukkan hidup ?”. Makin sepi. “Ada ?” tambahku. “Tidak Pak” sahut salah satu siswi. “Nah…tidakkah merasakan kehadiran Tuhan dalam diri orang tuamu? Bagaimana orang tuamu dimampukan untuk menerima kamu sebagai anaknya, dipelihara dan dididik, dihidupi sampai sekarang apakah itu bukan pekerjaan Tuhan melalui orang yang DIA percaya ?”
“Siapa yang pernah diingatkan teman atau sahabat saat kalian akan melakukan hal tidak baik ?” tanyaku lagi. Beberapa siswi menjawab “Saya pak”. “Nah…tidakkah itu Tuhan yang mengingatkan tapi DIA memakai hati, akal budi dan mulut temn/sahabatmu untuk menyampaikan ke kamu ?”
Teman-teman, sebenarnya Tuhan itu simple kok. Saya percaya Tuhan ada dimana-mana. Tuhan mengejawantah dalam setiap sisi kehidupan kita, terutama ke orang tua dan utama lagi ke Ibu. Teman/sahabat yang ada di samping kita di saat apa pun di sana Tuhan ada. Sahabat/teman yang mengingatkan/menasehati untuk kebaikkan, guru yang mengajarkan hal-hal baik selain pelajaran, pengemis tua yang papa, anak kecil yang butuh pelukan kita, tetangga yang sedang kesusahan atau bahkan bisa saja Tuhan mengejawantah dalam air bah yang datang karena gundulnya hutan di gunung akibat rakus manusia. Sederhana. Alam yang marah bukan berarti Tuhan murka apalagi jahat. DIA hanya mengingatkan lewat alam karena demo LSM/NGO Lingkungan Hidup, keresahan warga lereng gunung atau pun kekeringan tidak digubris.
Dan…kehadiran Tuhan yang pasti tidak hanya hadir melalui person yang satu suku, satu agama apalagi satu ras dengan kita. DIA hadir dalam segala bentuk ciptaanNya.
Simpel ya ?
Tulisan ini lebih baik tidak dibaca oleh penguasa lalim, anti-demokrasi, anti-toleran atau yang sudah merasa paling pintar, paling tahu segalanya dan paling berpengalaman…

Sudah di posting di KOMPASIANA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar