Salam (bukan manusia) super,
Ini adalah hasil 'ngedan' saya menyimak homili Romo pada misa ekaristi perayaan HUT SMA Stella Duce 1 Yogyakarta tahun 2010.
Homili yang disampaikan Romo adalah salah satu kisah pewayangan tentang dua kakak beradik Sumantri dan Sukrosono. Ceritanya begini. Alkisah, Sumantri (sang kakak) berpostur sempurna. Atletis, putih kulitnya, tampan wajahnya, gigi rata bukan hasil behelan, perut siks pek, rambut modelnya pernah ditiru David Beckham. Beda dengan Sukrosono. Sudah gendut, pendek, rambut nggimbal, gigi mirip jalur DOWN HILL plus warnanya putih semu kuning,mata mirip mata kodok yang ditiru mobil VW jadul, umbelen plus ngileran lagi. Kelebihannnya, Sukrosono lebih unggul dalam olah kanuragan alias lebih sakti. Kemana pun kakak adik itu selalu bersama. Namun kebersamaan itu semakin berkurang...berkurang dan berkurang sejak Sumantri mengenal istilah perempuan cantik nan semok, dari mata turun ke hati (aslinya dari mata, ke otak dulu untuk diproses cantik apa tidak baru ke hati). Setiap mau cuci mata, Sumantri selalu bisa menipu adiknya yang super lugu. Mau ke toilet lah, mau buang sampah lah, beli ini beli itu...Sampai suatu saat Sumantri bertemu dengan seorang gadis yang dinilai sangat sempurna.
Rambut hitam panjang hasil perawatan bakaran jerami, kulit halus hasil luluran dan mandi kembang setaman, pokoknya sempurna deh...(kalau didefinisikan satu-satu nanti di sensor). Sayangnya sang gadis bukan berprinsip dari mata turun ke hati tapi DARI MATRE MAU DIPERISTRI (keberapa pun). Nah, Sumantri diberi syarat untuk jadi pacarnya harus bisa membuat taman yang lebih indah dari taman Gantung di Babylonia, lebih megah dari Taman Mini Indonesia Indah dan lebih heboh dari Taman Lawang (upppsss...). Harus dilalui sungai dengan air terjun, ditanami berbagai macam tanaman langka, dilengkapi bungallow dan villa, taman bermain mirip Disneyland, ada Taman Laut....hanya dalam waktu semalam. MODAR ORA KOWE !!!
Rambut hitam panjang hasil perawatan bakaran jerami, kulit halus hasil luluran dan mandi kembang setaman, pokoknya sempurna deh...(kalau didefinisikan satu-satu nanti di sensor). Sayangnya sang gadis bukan berprinsip dari mata turun ke hati tapi DARI MATRE MAU DIPERISTRI (keberapa pun). Nah, Sumantri diberi syarat untuk jadi pacarnya harus bisa membuat taman yang lebih indah dari taman Gantung di Babylonia, lebih megah dari Taman Mini Indonesia Indah dan lebih heboh dari Taman Lawang (upppsss...). Harus dilalui sungai dengan air terjun, ditanami berbagai macam tanaman langka, dilengkapi bungallow dan villa, taman bermain mirip Disneyland, ada Taman Laut....hanya dalam waktu semalam. MODAR ORA KOWE !!!
Pulang ngapel, dia bergumam boro-boro bisa pegang tangannya eh...dapat syarat administrasi yang sangat mustahal (saking beratnya melebihi mustahil). Hari-hari dilalui dengan tatapan mata yang hampir selalu kosong (kecuali kalau ada anak Stece lewat depannya bisa sedikit suit-suit), selera makan sirna, tidur selalu dihantui mimpi buruk yang sedikit basah (mimpi ketemu gadis cantik yang menggairahkan, dipeluk dicium...eh ternyata jadi kodok)..
Tanpa disadari, Sukrosono melihat perubahan pada diri kakaknya. Dengan kasih, ditanyakanlah masalah apa yang sedang dihadapi. Dengan rasa malu, Sumantri menceritakan semuanya. "Kangmas, selakan semua pada Suklo. Sebelum ayam jantan belkokok, kamu akan menyangkal Saya tiga kali...eh maksudnya, sebelum subuh semua beles" jawab Sukrosono penuh semangat (di sini kita pelajari, Sukrosono membantu dengan antusias, iklas tanpa bekas dan tanpa maksud apa-apa demi bisa mengembalikan kebersamaan dengan kakaknya). "Syalatnya, Suklo bisa kemana-mana lagi sama Kangmas ya ? " aju Sukro."Baik, Dul. Kangmas akan penuhi syarat itu"sahut Sumantri. Setelah maghrib, Sumantri dibantu seluruh 'bala kurawa' dari jin iprit, jin botol sampai casper melakukan rodi magic, dan dalam hitungan jam...selesai. Sebuah taman impian pujaan hati Sumantri.Bahkan ditambah isi Jurrasic Park.
Keesokan harinya, sekitar jam 6.45 (sesuai jam masuk KBM Stece), Sumantri beserta Sukrosono menyerahkan taman itu beserta IMB dan sertifikatnya dan .... sayangnya, keluarga si gadis yang memang di 'adat' i sombong, menolak kehadiran Sukrosono. "Silakan bunuh saja itu anak jin yang kamu anggap adik atau saya tolak pinanganmu, tapi tetap saya minta tamannya" perintah si gadis. Antara bimbang dan ragu, dilema menyerang Sumantri. "Adik, silakan pergi"usir Sumantri ke Sukro. "Kangmas kan janji gak ninggalin Suklo lagi"wajah memelas mirip tokoh kucing di Shrek."Pergi atau Kangmas bunuh !"Sumantri sok galak sambil mulai menarik mata panah di tali busurnya."Gak mau"tolak Sukro.Tanpa disadari Sumantri, pegangan ekor anak panahnya terlepas...anak panah melesat bagai peluru-peluru M-16 menembus tepat di jantung,kening dan perut Sukro. Sukro tumbang dan tewas seketika. Yang ada hanya sesal dan kesedihan Sumantri...namun terlambat. Egonya mengorbankan Sukrosono.
Inti dari homili Romo dari cerita tersebut (sedikit beda versinya) adalah, sering kita menyimpan sisi-sisi yang kita anggap buruk dan menampilkan kepalsuan yang kita anggap itu indah.
Banyak dari kita mungkin pernah mengalami atau menemui kenyataan seperti ini, karena malu dengan teman-teman jika tidak memilki motor lalu meminta dengan paksa kepada orang tua yang hanya bekerja sebagai PNS golongan tak dianggap, entah ngancam mogok sekolah entah malah melakukan KDRT kepada ortunya sendiri (SUMPAH !!! Ini dilaknat oleh agama apa pun). Atau, hanya memanfaatkan teman untuk kepentingan kita sendiri. Dibaik-baikin supaya mau kasih jawaban PR atau ulangan, setelah itu tidak dianggap karena tidak satu level status sosial atau temannya tidak keren penampilannya.
Atau, kita menjadi aktor yang suka mengumpankan teman sendiri untuk keinginan kita yang dipendam karena malu ketahuan ?
Lihatlah Sukrosono. Ada yang bertanya, kan dia sakti. Kenapa dia diam saja waktu anak panah melesat ? Jawabnya ringan. Betapa cintanya Sukrosono terhadap Sumantri, sehingga dia pun tidak mau merendahkan harga diri kakaknya. Taman itu memang hasil 'kerja' Sukrosono, tapi oleh Sumantri di depan gadis santalaya dan keluarganya dianggap sebagai hasil kerjanya sendiri. Dan itu diutarakan di depan Sukrosono juga, dan Sukrosono pun diam demi kakaknya.
Bat But...ini masalah mental nan mentel...
Sekali lagi, ini bukan cerita motivasi. Bukan pula bermaksud menyaingi Pak Mario Teguh yang tidak Bross...
karena
Kita (bukan) manusia super... (SUMBER)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar