Bunda Maria adalah
seorang rendah hati, yang menyebut dirinya sendiri ”hamba Tuhan”. Saya merasa
gelar Maria sebagai Ratu surga kurang sesuai dengan kerendahhatian Maria.
Mengapa Bunda Maria disebut Ratu surga? Apakah ada dasar biblisnya? Apa
pentingnya gelar Ratu surga ini untuk kita?
Joko
Wiyono, Jakarta
Pertama,
gelar Maria Ratu Surga berarti bahwa Maria sudah mencapai kemuliaan dan ikut
memerintah di samping Putranya di surga. Kita percaya bahwa Bunda Maria pasti
sudah menikmati kemuliaan di surga karena penyatuan dirinya yang luar biasa
dengan Yesus, Putranya. Penyatuan diri ini bisa kita lihat dari ziarah iman
Maria, mulai dari saat penerimaan Kabar Gembira dari malaikat Gabriel sampai
puncak kegelapan imannya ketika melihat Yesus wafat di kayu salib. Sebagai
ganjaran atas kesetiaan Maria ini pastilah Yesus mengikutsertakan Maria dalam
kemuliaanNya di surga. ”Siapa yang mati bersama Tuhan, akan dibangkitkannya
bersama-Nya” (2 Tim 2:11-12; Rom 6:8). Maria telah mati bersama Tuhan, dan
karena itu ia dimuliakan bersama Tuhan dengan ”jiwa dan raganya.”
Bunda
Maria bukan hanya dimuliakan di surga, tetapi juga ikut serta memerintah di
surga sebagai Ratu. Sebagaimana Putra telah menghampakan diri dan karena itu
dimuliakan, maka Maria-pun dimuliakan setelah penghampaannya yaitu digelari
Ratu Surga (bdk. Fil 2:6-9). Penggelaran Ratu ini bukan karena Maria haus
kekuasaan atau ingin berkuasa, tetapi justru karena ketaatan dan kesetiaan
Maria pada misi yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Maria yang selalu setia dan
tak berdosa serta menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah, sekarang
dimahkotai sebagai Ratu surga.
Kedua,
keikutsertaan Maria memerintah di surga mempunyai arti sangat penting bagi kita
di dunia ini, karena di surga Bunda Maria menjadi pengantara kita.
Kepengantaraan Maria ini ”sedikitpun tidak menyuramkan atau mengurangi
kepengantaraan Kristus yang tunggal itu, melainkan justru menunjukkan
kekuatannya.” (LG 60). Yesus tetap adalah satu-satunya pengantara manusia
dengan Allah (1 Tim 2:5), sedangkan Maria adalah pengantara kita dengan
Kristus. Hanya Yesuslah satu-satunya pribadi yang sungguh Allah dan sungguh
manusia. Hanya Yesuslah yang mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penebusan
kepada Bapa.
Ketiga,
kepengantaraan Maria dibuktikan dalam peristiwa perkawinan di Kana (Yoh
2:1-11). Nampak jelas sekali bahwa Bunda Maria bukanlah mempersulit tetapi
malahan mempermudah kita untuk mendapatkan rahmat dari Yesus, Putranya.
Kepengantaraan Maria ini bisa dirinci menjadi beberapa butir: (a) Maria ikut
serta memohonkan kemurahan Tuhan agar permohonan kita dikabulkan. Kita tidak
sendirian. Bunda Maria bahkan berinisiatif mendahului memohonkan untuk kita
sehingga bisa dikatakan Maria sudah mempersiapkan jalan bagi kita.
(b)
Bunda Maria juga mendampingi kita untuk mengajukan permohonan yang tepat, yaitu
berkaitan dengan apa yang benar kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Seringkali kita mengajukan permohonan yang kurang berguna atau bahkan
membahayakan kita pada jangka panjang, tetapi tidak kita sadari. Pertimbangan
kita seringkali sempit dan jangka pendek. Maria membantu kita untuk mengatasi
keterbatasan ini. Bunda kita juga membantu kita untuk memohon dengan cara dan
pada waktu yang tepat.
(c)
Rahmat Allah akan dilimpahkan, tetapi pasti Allah tidak mau mencelakakan kita
dengan rahmat-Nya itu. Karena itu, Maria membantu kita untuk mempersiapkan
batin kita agar lebih siap dan pantas menerima rahmat yang kita mohonkan.
Kesiapan batin kita akan ikut menentukan pengabulan permohonan kita. Kita mudah
meminta tetapi kurang menyiapkan batin.
(d)
Bunda Maria membantu kita untuk mengikuti ajaran-ajaran Yesus, seperti yang
dikatakannya: ”Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh 2:5). Maria
ingin melahirkan ”Yesus-yesus” yang lain di dalam diri kita. Maria membantu
kita untuk menjadi semakin serupa dengan Putranya. Sebagai pribadi yang sudah
”bergaul” lama dengan Roh Kudus, Maria mempunyai modal luar biasa untuk
ditularkan kepada saudari-saudara Putranya (bdk. Kis 1:14).
Pastor
Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik
--Deo
Gratias--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar