sumber : http://msfmusafir.wordpress.com/
Gerakan Misionaris Awam
merupakan suatu gejala penting dalam kehidupan misioner Gereja pada abad ini.
Gerakan itu terdiri dari orang-orang yang, sebagai anggota Gereja, merasa
sangat sadar akan tanggung jawab mereka atas tugas misi “ad gentes”. Tanggung jawab itu berasal dari sakramen
baptis yang mempersatukan mereka dengan Kristus seperti cabang-cabang dengan
pokok anggur dan menempatkan mereka dalam Gereja sebagai anggota-anggota suatu
tubuh yang hidup.
Tahun lalu di Filipina
para pekerja Gereja mengatakan pada akhir pertemuan pertama Para Misionaris
Awam bahwa kegiatan-kegiatan dalam pertemuan mereka mendorong mereka dan
mengembangkan gagasan mereka tentang bagaimana memperbaiki karya mereka. Dalam
kotbahnya, Kardinal Vidal mengakui bahwa panggilan para misionaris awam itu
“sulit dipenuhi.” Namun, dia mengingatkan mereka bahwa sejauh mereka percaya,
“Yesus adalah pemilik tuaian, dan bahwa tuaian itu selalu berlimpah,” dan jika
mereka ingat untuk berdoa kepada-Nya, maka “berbagai kesulitan dapat diatasi.”
MSF
Sepanjang kehadirannya, kongregasi para Misionaris Keluarga Kudus di Kalimantan dan Java menyadari betapa banyak mereka berhutang budi kepada kaum awam dari negeri Belanda dalam karya pewartaan Injil mereka. Mereka itu antara lain orang tua, sahabat-sahabat dan penderma-penderma yang menopang kebutuhan Misionaris Keluarga Kudus yang sedang dididik di Belanda dan lebih luas karya misi MSF di Kalimantan dan di Java dimungkinkan oleh kerjasama mereka.
Sepanjang kehadirannya, kongregasi para Misionaris Keluarga Kudus di Kalimantan dan Java menyadari betapa banyak mereka berhutang budi kepada kaum awam dari negeri Belanda dalam karya pewartaan Injil mereka. Mereka itu antara lain orang tua, sahabat-sahabat dan penderma-penderma yang menopang kebutuhan Misionaris Keluarga Kudus yang sedang dididik di Belanda dan lebih luas karya misi MSF di Kalimantan dan di Java dimungkinkan oleh kerjasama mereka.
Pater Berthier (pendiri kongregasi MSF) memandang orang-orang
yang membantu karya misi sebagai sumber daya yang tak ternilai dan sebagai
bagian dari Misionaris Keluarga Kudus. Mereka mengambil bagian dalam jasa-jasa
para misionaris sendiri. Mengembangkan kepemimpinan kaum awam adalah dasar
utama untuk merintis jemaat baru di daerah dimana tidak ada gereja. Tidak cukup
mengandalkan pastor untuk mencapai sasaran ini, maka diperlukan peranan dan
usaha kaum awam. Pekerjaan utama para perintis ialah memperlengkapi kaum awam
dalam pelayanan. Efesus 4:11,12 mengatakan bahwa Allah memberi gereja setempat
“rasul-rasul (utusan Injil, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil,
gembala-gembala, ketua ketua jemaat dan pengajar-pengajar untuk memperlengkapi
umat Allah bagi pekerjaan-pelayanan dalam membangun tubuh Kristus.”
Dewasa ini para misionaris MSF menginginkan agar orang-orang
awam ini, dari tingkat sosial dan benua manapun dapat merasuk lebih dalam lagi
ke dalam “kehidupan” Keluarga Kudus, dan agar mereka, dengan dijiwai oleh
spiritualitas Keluarga Kudus yang sama, hidup dan mengambil bagian secara
istimewa dalam kegiatan-kegiatan tarekat MSF.
Majalah Musafir yang beredar sekarang hanya sebagai majalah
intern untuk para pastor MSF di Kalimantan bisa berkembang lebih luas untuk
orang tua, sahabat-sahabat dan penderma-penderma yang jaringan sedang digarap.
Team kerasulan misioner MSF Kalimantan telah berusaha, mempromosikan pada umat Pater Pendiri dan semangatnya, membuat Kalender MSF th 2006, 2007, 2008, akan mencetak buku kumpulan doa Berthier dan buku tentang Berthier, telah memperbanyak foto pendiri P. Berthier untuk dipasang di pastoran.
Team kerasulan misioner MSF Kalimantan telah berusaha, mempromosikan pada umat Pater Pendiri dan semangatnya, membuat Kalender MSF th 2006, 2007, 2008, akan mencetak buku kumpulan doa Berthier dan buku tentang Berthier, telah memperbanyak foto pendiri P. Berthier untuk dipasang di pastoran.
Dalam majalah Musafir muncul artikel mengenai P. Berthier, hidup
keluarga, masalah perkawinan, berita Domus dengan para Rektor Domus
sebagai penanggungjawab, humor ala MSF Kalimantan, komik, ulang tahun,
kaum muda, kupon berhadiah, dll. Kata-kata mutiara P. Berthier sedang
diusahakan untuk terbitan khusus beserta buku kecil riwayat hidupnya. Majalah
terbit tiga bulan sekali dan ditujukan kepada para pastor MSF.
Ada pun hadir “Gema Warta” di Balikpapan (dapur Musafir) sebuah
initiatif awam, kaum muda, yang bisa dirangkulkan untuk menuangkan
pengalamannya. Salah satu sarana terbitan insidentel waktu Natal dan Paskah.
Inisiatif ini sejak awal disambut positif oleh umat di Balikpapan. Dengan demikian,
umat bisa menjadi misionaris awam meski pekerjaan pokok mereka di
perusahaan minyak seperti Total dan Chevron.
Kami tidak bermaksud untuk menaruh beban “materi” pada umat.
Karena pengalaman umat akan dibentuk dengan lebih baik dan kuat sebelum membicarakan
hal-hal seperti uang, honor dan proyek pembangunan, rehab gedung gereja. Sejak
awal sudah diusahakan melipatgandakan umat.
Melipatgandakan dengan dua prinsip:
Merintis kaum awam supaya mereka mempunyai visi misioner. Kemudian dengan metode yang tidak langsung: sharing, kunjungan, pendalaman Kitab Suci dll.
Melipatgandakan dengan dua prinsip:
Merintis kaum awam supaya mereka mempunyai visi misioner. Kemudian dengan metode yang tidak langsung: sharing, kunjungan, pendalaman Kitab Suci dll.
Selain lewat majalah Musafir orang awam harus menjadi saksi yang
dapat dipercaya dengan menjadikan kerasulan awam sebagai fokus utama mereka.
Para politisi misalnya harus mempraktekkan semangat Injil dalam kehidupan
sosial. Mereka harus memperjuangkan keadilan sosial, hak asasi manusia, dan
demokrasi. Mereka harus menolak diskriminasi, menciptakan persatuan, serta
menjadi warga negara yang bertanggungjawab dan dapat dipercaya dalam
mengembangkan berbagai bidang tugas mereka masing-masing. Umumnya karya kaum
awam hingga kini masih terbatas.
Umat Katolik didesak untuk ikut berusaha mewujudkan cita-cita
Gereja lokal yaitu mandiri, berdaya pikat, dan misioner. Agar ini bisa terwujud
perlu menghidupkan kerasulan Awam lewat media komunikasi antara awam dan
klerus, dan antar-kaum awam sendiri.
Kaum muda Katolik butuh pendampingan spiritual guna membantu
mereka untuk tidak bersikap apatis, konsumerisme, hedonisme dan egoisme.
Dalam diri orang muda masih kurang banyak untuk bersedia terlibat dan
bertanggungjawab dalam kehidupan Gereja. Menerapkan nilai-nilai kristen itu
dalam melakukan pekerjaan dengan jujur, disiplin, dan tanggungjawab. Cita-cita
pater Berthier lewat “Bode van de Heilige Familie” (= Bentara Keluarga Kudus)
mendorong para misionaris MSF ke arah yang sama.
PUCI:
salah satu bentuk keterlibatan kaum awam.
Dewan Propinsi MSF Kalimantan mulai mengedarkan celengan untuk
karya pendidikan imam MSF:
“Persembahan Untuk Calon Imam”-PUCI. Lewat cara sederhana tetapi
efektif Gerakan Misionaris Awam bisa nampak. Semoga berhasil dalam karya misi
kita semua.
Lama sekali kebudayaan “menyimpan duit” di celengan berakar di
Eropa.
Kota Amsterdam memiliki sebuah museum khusus (“Spaarpotten
Museum”) dimana bisa lihat segala bentuk celengan dari masa ke masa.
Ordo
maupun kongregasi mengumpulkan dana untuk karya misi. Sebelah kiri adalah
celengan celengan “biasa” dari Capusin, Monfortan, OMI maupun dari umat
Protestan.
Suatu Sekolah Minggu di Amersfoort dalam bentuk gereja dimana anak anak mensumbangkan “dollar” lewat atapnya. Tujuan pembangunan jemaat di Sulawesi.
Suatu Sekolah Minggu di Amersfoort dalam bentuk gereja dimana anak anak mensumbangkan “dollar” lewat atapnya. Tujuan pembangunan jemaat di Sulawesi.
Diatas ada beberapa contoh celengan.
No. 1 berasal dari abad kelimabelas di kota Dordrecht.
Amsterdam tidak ketinggalan untuk mengumpulkan duit untuk club sepakbola favorit mereka AJAX (no. 2).
No 3 dan 4 adalah celengan modern.
Bentuk babi adalah yang paling popular. Bentuk celengan “hot” sebaiknya anda sendiri saksikan di museum Amsterdam.
No. 1 berasal dari abad kelimabelas di kota Dordrecht.
Amsterdam tidak ketinggalan untuk mengumpulkan duit untuk club sepakbola favorit mereka AJAX (no. 2).
No 3 dan 4 adalah celengan modern.
Bentuk babi adalah yang paling popular. Bentuk celengan “hot” sebaiknya anda sendiri saksikan di museum Amsterdam.
Sekali setahun waktu saya masih kecil, saya dibawa oleh orang
tua saya untuk bertemu dengan tante saya di biara suster di Den Haag. Di
ruang tamu ada sebuah “Nikker”. Di tangannya dimohon letakkan beberapa keping
sen dan lewat engsel yang genius duit itu hilang dalam mulutnya.
Terima kasih, untuk misi komentarnya. Laris sekali untuk anak anak. Setelah kunjungan ke tante, bapa saya tidak punya lagi uang kecil. “Nanti, di rumah boleh dilanjutkan mainan itu untuk dimasukan dalam celengan MSF” katanya. Dalam hati saya celengan tante saya lebih menarik.
Terima kasih, untuk misi komentarnya. Laris sekali untuk anak anak. Setelah kunjungan ke tante, bapa saya tidak punya lagi uang kecil. “Nanti, di rumah boleh dilanjutkan mainan itu untuk dimasukan dalam celengan MSF” katanya. Dalam hati saya celengan tante saya lebih menarik.
Terbukti celengan MSF Belanda berhasil.
Semoga PUCI MSF Kalimantan dan majalah MUSAFIR sebagai salah
satu karya missioner menjadi daya dorong bagi keterlibatan kaum awam yang
misioner.
(P.Sinnema MSF)
Teks di PUCI MSF KALIMANTAN:
“Muliakan TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya” Amsal 3:9-10
Teks di PUCI MSF KALIMANTAN:
“Muliakan TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya” Amsal 3:9-10